CROSS BREEDING PADA IKAN NILA

Kamis, 13 Januari 2011

Sumber daya alam yang ada di negara kita sangat melimpah, termasuk dalam bidang perikanan dan kelautan. Namun dalam hal pemanfaatan dan pongelolaannya kuarg optimal, banyak penangkapan-penangkapan liar yang dilakukan sehingga apabilahal ini dilakukan ters-enerus maka kekayaan alam kita khususnya perikanan akan mengalami pengurangan yang drastis. Dalam bidang budidaya perikanan, untuk melakukan mengurangi dampak dari kegiatan tersebut, dilakukanlah berbagai teknologi untuk meningkatkan produksi perikanan tanpa melakukan penangkapan yang akan merusak kelestarian ikan yang ada di perairan Indonesia. Salah satu teknologi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ini adalah dengan melakukan kegiatan produksi benih ikan berkualitas (unggul) melalui proses persilangan yang menguntungkan. Penggunaan benih yang berkualitas dan kuantitasnya mencukupi pada saat proses budidaya, merupakan hal yang pokok untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini tengah dilakukan oleh balai risert dan teknologi yang ada di Indonesia supaya bisa memenuhi kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, dengan cara melakukan breeding program yaitu melakukan selektif breeding, hibridisasi/out breeding/croos breeding, inbreeding, monosex/sereversal, serta kombinasi dari beberapa program tersebut. Tujuan dari beberapa program breeding adalah : - Menghasilan benih yang unggul yang dapat diperoleh dari induk hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktifitas. - Memperoleh induk-induk yang murni, yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya kepada keturunannya serta memperpendek waktu dalam mencapai turunan filialnya dengan cara Gynogenesis. Tujuan dari pelaksanaan praktikum yang dilakukan pada mata kuliah ini dalah agar mahasiswa/praktikan dapat : 1. Memahami prosedur kerja pada masing masing program breeding 2. Melakukan kegiatan/mengaplikasikan seleksi ikan atau pemuliaan ikan secara baik dan benar serta mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapan. 3. Menggunakan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan pemuliaan ikan secara baik dan benar. 4. Menghitung dosis penggunaan obat atau bahan-bahan tertentu yang sesuai dengan prosedur yang telah direkomendasikan Seleksi ikan disebut juga perbaikan genetik (Genetic improvement) merupakan aplikasi genetik dimana informasi genetik dapat diketahui dengan cara ini untuk melakukan pemuliaan. Tujuan dari pemuliaan itu sendiri adalah menghasilkan benih yang unggul yang diperoleh dari induk hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktifitas. Produktifitas dalam budidaya ikan dapat ditingkatkan dengan beberpa cara yaitu ektensifikasi dan intensifikasi. Ektensifikasi adalah meningkatkan hasil dengan memperluas lahan budidaya, sedangkan intensifikasi ialah meningkatkan hasil persatuan luas dengan melakukan manipulasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Tave (1995), seleksi adalah program breeding yang memanfaatkan phenotypic variane (keragaman fenotipe) yang diteruskan dari orang tua kepada keturunannya, keragaman fenotipe merupakan penjumlahan dari keragaman genetik, keragaman lingkungan dan interaksi antara variasi lingkungan dan genetik. Pelaksanaan seleksi ikan ada dua cara yaitu seleksi terhadap fenotipe kualitatif yang dilihat dari warna tubuh, tipe sirip, polasisik, bentuk punggung sedangkan seleksi terhadap fenotipe kuantitatif yang dilihat dari pertumbuhan, fikunditas, daya tahan terhadap penyakit dan sebagainya. Pelaksanaan pemuliaan pada ikan dapat dilakukan dengan beberapa cara dari program breeding salah satunya adalah cross breeding. Cross Breeding atau hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan pada semua makhluk hidup yang bertujuan untuk mengumpulkan sifat-sifat unggul yang dimiliki pada masing-masing induk yang diwariskan pada keturunannya, terkadang hasil croos breeding ditemukan strain baru yang berbeda dengan masing masing induknya. Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan pemijahan seacara buatan seperti halnya pada ikan lele dan patin, dengan melihat marfologi ikan lele dan ikan patin khususnya alat reproduksinya sangat memungkinkan untuk dilakukan reproduksi buatan yang terdiri dari proses pematangan gonad, teknik pemngambilan sperma dan telur serta pencampurannya. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum seleksi ikan “Croos breeding “ dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2006, yang dilaksanakan di Hatchery Departemen Perikanan Budidaya VEDCA Cianjur. B. Alat dan Bahan - Spuit - Bulu ayam - Mangkok - Bak fiber - Bak beton - Akuarium - Timbangan - Kakaban Kain lap - Alat tulis - Air bersih - Induk ikan patin jantan - Induk ikan lele betina - Ovaprin - Aquabides - Larutan fisiologis C. Prosedur Kerja Prosedur kerja praktikum croos breeding ini adalah: a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Seleksi induk jantan ikan patin dan induk betina ikan lele yang matang gonad c. Masukan induk-induk terseut dalam bak fiber secara terpisah d. Lakukan penyuntikan pada kedua induk jantan dan betina dengan ovaprin. Dosis penyuntikan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan yaitu jantan 0,02 cc dan betina 0,03 cc setelah itu masukan kembali induk-induk tyersebut dalam bak. e. Bersihkan 6 buah akuarium yang akan digunakan untuk proses penetasan dari hasil penyuntikan serta bersihkan kakaban secukupnya untuk tempat penempelan telur. f. Setelah 6 jam dari penyuntikan, lakukan striping pada induk betina ikan lele dan setelah telurnya semuanya keluar dan ditampung dalam mangkok atau baki kemudian lakukan striping induk patin jantan dan masukan sperma pada telur tersebut kemudian campur sperma dengan telur yang ditambahi dengan larutan fisiologis secukupnya. g. Setelah itu masukan telur yang telah dicampur dengan sperma kedalam akuarium yang telah disiapkan sebelumnya dengan pemberian kakaban sebagai substratnya. h. Setelah 24 jam telur menetas angkat kakaban dari dalam akuarium dan bersihkan telur yang tidak menetas i. Pelihara larva tersebut dan lakukan pengamatan serta lakukan pergantian air dan pemberian pakan. HASIL Hasil praktikum Cross Breeding yaitu dari perkawinan silang antara ikan Lele (betina) dan ikan patin (jantan) mengalami tingkat fertilisasi 1 %. Pada kegiatan penetasan, dilakukan pengukuran parameter kualitas air (suhu, pH dan Oksigen) yang dilakukan pada pagi, siang dan sore hari yang dilakukan selama dua hari Tabel pengukuran parameter kualitas air Hari ke- Suhu pH Oksigen terlarut (DO) pagi siang sore pagi siang sore pagi siang sore 1 26 30 31 7.5 7,8 8 2,5 8 3 2 27 31 32 8 8 8 3 3 3 Induk yang digunakan pada praktikum croos breeding mempunyai ukuran dan dosis yang digunakan seagai berikut : No Jenis induk Berat (kg) Dosis ovaprim (ml) 1 Betina lele dumbo 0,8 0,2 2 Jantan patin 0,7 0,1 PEMBAHASAN Croos breeding merupakan menyilangkan pada satu rumpun ataupun jauh yang bertujuan untuk melakukan hibridisasi, sehingga akan diperoleh individu yang unggul ataupun strain baru. Aplikasi croos breeding tidaklah rumit sehingga sangat mudah untuk diaplikasikan, yang perlu dierhatikan jika melakukan croos breeding dengan berbeda jenis adalah ukuran dari lubang mikrofil dengan ukuran kepala sperma sehingga akan mudah diperhitungkan factor-faktor terjadinya kegagalan dan terjadinya pertumbuhan. Praktikum cross breeding yang dilakukan mengalami kegagalan yang disebabkan oleh factor kematangan telur yang belum merata dan kualitas air yang fluktuatif. Kematangan gonad dalam melakukan proses pembuahan secara buatan adalah hal pokok yang harus diperhatikan sehingga proses pembuahan akan terjadi dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pemijahan. Faktor-faktor tersebit adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi hormon, kematangan gonad dan volume kuning telur. Hormon yang mempengaruhi dalam proses pemijahan ini adalah hormon yang dihasilkan kelenjar Hipofisa dan Tyroid yang berperan dalam proses metamorfosa. Kematangan gonad khususnya pada ikan betina terlihat dari keseragaman ukuran dan besar kecilnya ukuran telur yang ada, dalam praktek ini terjadi kegagalan karena ukuran telur yang tidak seragam dan tingkat kematangan yang masih rendah terlihat dari ukuran telur yang kecil-kecil. Sedangkan kuning telur berkaitan dengan pasokan makanan untuk larva apabila telah menetas sedangkan fakto eksternal adalah kualitas dan kuantitas air serta SDM yang menguasai teknik ini atau tidak. Dari seg kuantitas air, dalam pelaksanaan praktik ini sudah cukup memenuhi standart, namun dari segi kualitas, terjadinya fluktuasi suhu yang sangat tinggi hingga membuat telur yang akan ditetaskan mengalami kematian. Dari segi SDN, kemingkinan kegiatan ini tidak bersil dikarenakan tingkat kemampuan praktikan yang melaksanakan praktik ini sangat rendah. Croos breeding merupakan menyilangkan pada satu rumpun ataupun jauh yang bertujuan untuk melakukan hibridisasi, sehingga akan diperoleh individu yang unggul ataupun strain baru. Aplikasi croos breeding tidaklah rumit sehingga sangat mudah untuk diaplikasikan, yang perlu dierhatikan jika melakukan croos breeding dengan berbeda jenis adalah ukuran dari lubang mikrofil dengan ukuran kepala sperma sehingga akan mudah diperhitungkan factor-faktor terjadinya kegagalan dan terjadinyaperumbuhan.

3 comments:

Anonim mengatakan...

Today's Best Mlb bets - VNDOPBET jeetwin jeetwin 온카지노 온카지노 211Best NBA Bets Tonight Computer Odds

Anonim mengatakan...

Harrah's Cherokee Casino | SSC Casino
Harrah's Cherokee Casino is located in the heart of the Great 샌즈카지노 Smoky Mountains of Western North Carolina. It 카지노 features 10,000 square 바카라 feet of gaming

Anonim mengatakan...

Lucky Club Casino Site Review - 2021 All You Need to
Lucky Club Casino is a great place to experience all luckyclub you need to know about the gaming industry, from the welcome bonus, the game selection and promotions

Posting Komentar